Pelajaran yang Dapat Diaplikasikan dalam Bela Diri
PSIKOLOGI BELA DIRI. Dalam psikologi orang yang mampu
menguasai dirinya dan mengembangkan kepribadian sesuai dengan keinginan dirinya
sendiri dan lingkungan sosialnya disebut mencapai aktualisasi diri, yang dalam
teori yang dikembangkan oleh Maslow merupakan hirarki tertinggi apa yang harus
dicapai oleh manusia. Bila ditinjau dari pembahasan tentang
Ki tadi maka aktualisasi diri merupakan Ki tertinggi yang bermanfaat bagi
kehidupan.
Tentunya
untuk mencapai Ki atau aktualisasi diri kita senantiasa harus mengasahnya
dengan belajar dan melatihnya. Terlepas pengertian Ki yang bersifat kekuatan
supranatural, penulis di sini mencoba mengambil pendekatan yang agak filosofi
dan ilmiah agar semua praktisi beladiri dapat melatih sehingga dapat
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai hidup yang selaras dan
mampu mencapai aktualisasi diri.
Untuk
melatih Ki ini kita harus melatih keseimbangan kekuatan dengan melatih dan
membentuk empat pilar.
Empat pilar
itu adalah:
1. Kejujuran
2. Disiplin
3.
Kreativitas
4. Menguasai
diri dari rasa takut
KEJUJURAN
Kejujuran
merupakan seluruh karakter moral yang harus dijalankan dengan ketulusan,
berarti benar terhadap visi dan tujuan anda sendiri.
DISIPLIN
Disiplin
adalah belajar dan latihan, orang yang sukses dalam bidang apapun apalagi dalam
seni beladiri dan bisa menjadi yang terbaik atau terhebat selalu orang-orang
yang membebankan dirinya sendiri dengan disiplin yang lebih keras dari apa saja
yang dibebankan oleh orang lain.
KREATIVITAS
Kreativitas,
orang selalu terkesan dengan kreativitas, bila kita melakukan sesuatu diluar
kebiasaan, terutama sekali jika kita memperlihatkan bahwa kita peduli orang
melihatnya. Kreativitas harus menjadi bagian dari kita untuk bertindak.
MENGUASAI
DIRI DARI RASA TAKUT
Menguasai
diri dari rasa takut, satu-satunya yang harus ditakutkan adalah rasa takut itu
sendiri untuk menguasai diri dari rasa takut dengan menghilangkan
ketidakpedulian terhadap rasa takut dengan membentuk pilar lain yaitu
kejujuran, disiplin, dan kreativitas.
KEKUATAN
KESEIMBANGAN
Untuk
memancarkan Ki yang baik tentunya seorang praktisi beladiri harus menyeimbangkan
antara kejujran, disiplin, kreativitas, dan menguaasai rasa takut secara
seimbang dan selaras.
ORANG-ORANG
YANG BERHASIL MENCAPAI KI TERTINGGI
Morihei
Ueshiba, tokoh Aikido, bekerja keras dan lama sekali untuk menyempurnakan
Ki-nya. Di akhir usia tujuhpuluhan, ia sering mendemonstrasikan kebolehannya
dengan melawan lima atau enam lawan sekaligus dan selalu dapat mengalahkan
lawannya. Beliau menjelaskan, "Tidak peduli bagaimana cepatya lawan
menyerang atau betapa lambatnya saya bertindak, saya tidak bisa dikalahkan, ini
bukan berarti teknik saya lebih cepat….. ini sama sekali tidak ada hubungannya
dengan kecepatan, saya menang dari awalnya. Begitu pikiran menyerang melintasi
pikiran lawan saya, ia sudah kalah tidak peduli bagaimanapun cepatnya
menyerang. Saya melihat dengan jelas bahwa gerakan dalam seni beladiri
berkobar-kobar bila pusat Ki dikonsentrasikan dalam pikiran dan raga seseorang.
Semakin tenang, semakin jelas pikiran saya jadinya. Saya bisa melihat
pikiran-pikiran dengan intuitif, termasuk maksud-maksud kekerasan dari orang
lain".
Demikian
pula dengan tokoh-tokoh karateka legendaris, seperti Yasutsune Ankoh Itosu yang
pada usia 75 tahun masih melakukan pertarungan dan selalu dimenangkannya dan
beliau dengan kreativitasnya berhasil menciptakan banyak kata.
Semua contoh
di atas ini diperoleh dari hasil kejujuran, disiplin, kreativitas, dan
menguasai diri dari rasa takut. Mereka berhasil mengaktualisasikan dirinya
sesuai dengan keinginannya.
Yang dapat
diambil hikmahnya dari tokoh-tokoh yang mempunayi Ki yang lebih baik adalah
mereka tidak pernah menggunakan waktunya menciptakan tingkah yang macam-macam
untuk membuat kesan pada orang lain, tapi mengkonsentrasikan pada pembentukan
diri sendiri menjadi apa yang ia inginkan.
Tentunya
kita bisa belajar pada mereka dengan memfokuskan Ki sebagai sistem nilai kita
dengan menyusunnya satu demi satu yaitu apa yang kita peroleh dari pendidikan,
penglaman, agama, etika, dan persepsi kita tentang siapa kita dan mau jadi apa
kita?
Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi bahan kajuan dan bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar