RSS

Uraian Akhlak terhadap Sesama dan Lingkungan


Akhlak Terhadap Sesama Manusia
1.    Akhlak kepada Orang Tua
·         Al-Israa : 23 – 24
  
23. dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia[850].
24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

[850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dibolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

ü  Uraian :
Orang tua adalah salah satu anugerah terindah dari Allah swt. Maka Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada orang tua sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah dan terima kasih kita kepada orang tua yang rela memberikan pengorbanan agar anaknya menjadi insan terbaik, bahagia di dunia dan akhirat. Ketika orang tua kita sudah tua, sudah sepantasnya kita merawatnya dengan baik. Patuhlah kepada mereka selama mereka masih di jalan Allah. Janganlah kita membangkang, meski hanya keluar perkataan “ah”. Bayangkan, berkata “ah” saja tidak boleh, apalagi menghardik, memukul, menyiksa, apalagi durhaka. Bertuturkatalah dengan santun. Berperilaku terhadap orang tua dengan penuh tata krama. Ingatlah, ridha Allah adalah ridha orang tua, murka Allah adalah murka orang tua. Doakan selalu orang tua yang telah mendidik kita sejak kecil. Semoga Allah memberikan kasih sayang kepada orang tua kita.

·         Al-ahqaaf : 15  
15. Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri".

ü  Uraian
Allah kembali memerintahkan kepada kita agar berbuat baik kepada orang tua, terutama ibunda kita. Yang telah mengandung dengan susah payah selama 9 bulan 10 hari, kemudian berjuang melawan rasa kasih sayangnya sendiri untuk menyapih putera-puterinya setelah 2,5 tahun. Sampai-sampai kita sering mendengar,  Al jannatu tahta aqdamil ummahaat. Surga ada di telapak kaki ibu. Maka ketika seorang anak sudah berumur 40 tahun, yang merupakan masa kejayaannya, sepatutnya seorang anak mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya dan ibu-bapaknya. Karena pada saat itu, seorang anak akan merasakan pula menjadi orang tua. Dan permohonannya kepada Allah pun sama seperti orang tuanya dulu, yaitu agar diberi anak-anak yang shalih dan shalihah. Maka ia bertaubat, apabila dulu ia melakukan perbuatan dosa terutama terhadap ibu-bapaknya, dan ia menyerahkan diri kepada Allah swt.

2.    Akhlak kepada Dhu’afa
  
9. sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu Berlaku sewenang-wenang.
10. dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.
11. dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.(Ad-dhuha : 9-11)

ü  Uraian
Ayat ini menerangkan bahwa Allah melarang kita berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim. Larangan menghardik peminta-minta. Ingatlah, karena di setiap harta kita terdapat hak orang-orang yang membutuhkan seperti mereka. Barangsiapa memakan hak orang lain, niscaya azab Allah amat pedih. Oleh karena itu, bersyukurlah dengan menyebut nama Tuhanmu dan berikanlah hak-hak fakir miskin dan anak yatim.

·         Al – balad : 12-16
12. tahukah kamu Apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
13. (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,
14. atau memberi Makan pada hari kelaparan,
15. (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
16. atau kepada orang miskin yang sangat fakir.

ü  Uraian
Dalam ayat tersebut disampaikan bahwa memerdekakan budak, memberi makan orang-orang yang kelaparan, kerabat kita yang yatim, dan orang yang sangat membutuhkan adalah jalan yang sangat sulit. Tentu saja, karena terkadang kita egois dan lupa. Menganggap tidak adil jika memberikan sebagian harta kepada mereka, sedang mereka tidak bekerja keras seperti kita. Padahal, sadarilah, dalam setiap harta yang dititipkan Allah pada kita terdapat hak mereka yang membutuhkan. Kita boleh menguasai dunia, namun jangan sampai dunia menguasai kita sehingga tidak peduli terhadap mereka.

·         Al-insaan : 8-11

8. dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
9. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki Balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
10. Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan Kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.
11. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.

ü  Uraian
Memberikan makanan atau harta benda yang paling disukai adalah sebaik-baik pemberian. Dalam berbagi dengan sesama sebaiknya tidak mengharap pujian dan balasan. Jika pemberian tersebut ikhlas karena mengharap ridha Allah, maka kelak di akhirat kita termasuk golongan orang – orang dengan wajah bercahaya, dan bukan golongan bermuka masam.

3.    Akhlak kepada Tetangga
·         An-Nisa : 36-37
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
37. (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan Menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir[296] siksa yang menghinakan.

[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.
[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
[296] Maksudnya kafir terhadap nikmat Allah, ialah karena kikir, menyuruh orang lain berbuat kikir. Menyembunyikan karunia Allah berarti tidak mensyukuri nikmat Allah.

ü  Uraian
Ayat ini memerintahkan agar menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya. Serta berbuat baiklah kepada orang tua, saudara, anak yatim, orang miskin, dan termasuk tetangga, baik yang jaraknya dekat maupun jauh, sanak famili ataupun bukan, dan seiman ataupun tidak. Karena tetangga pada hakikatnya adalah saudara terdekat kita. Kemudian berbuat baiklah terhadap teman, ibnu sabil, bahkan pembantu. Intinya, tidak ada perbedaan kasta dalam Islam. Maka, janganlah kita kikir, karena termasuk perbuatan kufur nikmat. Siksa yang menghinakan di dunia dan akhirat bagi orang-orang kikir.





4.    Akhlak Bermasyarakat
·         Alu Imran : 103
103. dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara;

ü  Uraian
Berpegang teguhlah kepada Islam, eratkan ukhuwah islamiyah, karena Allah telah mempersatukan orang-orang yang dulunya berseteru. Hati yang bersatu dalam ikatan persaudaraan adalah salah satu wujud nikmat dari Allah. Maka kita mensyukurinya dengan menjaga persatuan dan kesatuan. 

·         Al-Maidah : 2
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ\
“Saling tolong menolonglah dalam kebajikan dan taqwa, dan janganlah saling tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertaqwalah kepada Allah, sungguh, siksa Allah amatlah pedih”
ü  Uraian
Sebagai manusia, tak luput dari bersosialisasi, maka saling tolong menolonglah dalah hal yang membawa kepada kebajikan dan taqwa. Berarti, jangan lakukan sebaliknya. Karena tolong menolong dalam perbuatan dosa, hanya akan menyeret lebih banyak orang  ke dalam siksa pedih Allah.
·         Asy-Syura :38

38. dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
ü  Uraian
Orang yang menaati Allah, akan mendirikan shalat. Bermusyawarah dan bersedekah. Ayat ini berisi perintah Allah agar bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah ataupun memutuskan sesuatu. Agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.



·         Al-Hujurat : 10-13
10. orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[1410] dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

[1409] Jangan mencela dirimu sendiri Maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
[1410] Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya.
ü  Uraian
Ayat diatas mengajarkan agar kita menjaga perdamaian dengan sesama manusia. Karena mereka adalah saudara kita. Dan jadilah penengah diantara orang-orang yang berseteru. Sebagai wujud tunduk kepada Allah. Terdapat pula larangan untuk memperolok orang lain. Karena belum tentu kita lebih baik dari mereka. Jika kita memperolok orang lain, berarti kita memperolok diri sendiri. Karena sebenarnya sesama manusia hanyalah satu jiwa dengan berjuta raga. Janganlah kita menyebut orang lain dengan sebutan yang buruk, kita pun pasti tidak ingin disebut dengan panggilan yang buruk. Jangan pula kita berburuksangka apalagi menggunjing orang lain. Hal iti sama dengan memakan darah dan bangkai saudara sendiri. menjijikan bukan?Maka bertaubatlah, Allah Maha Penerima Taubat. Kita semua sama. Yang membedakan di hadapan Allah, hanyalah ketaqwaan. Janganlah kita merasa lebih hebat atau lebih tinggi dibanding orang lain. Kadar ketaqwaan, hanya Allah yang Maha Mengetahui.


Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup
Adalah nikmat yang luar biasa bisa dilahirhkan di Indonesia yang merupakan negeri yang subur makmur. Namun kerusakan demi kerusakan di alam Indonesia begitu cepat meluas. Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan. Yang mulai tercemar daintaranya adalah tanah. Lalu apakah yang seharusnya kita lakukan sebagai warga negara yang beriman?
a.    Perawatan Tanah
Tanah yang baik adalah tanah yang mengandung mineral yang bermanfaat. Merawatnya dengan tidak mencemarinya. Mengolahnya dengan benar. Ditambahkan unsur hara bila perlu. Merawat ekositem tanah.
b.    Perlindungan Tanah
· Tidak membuang sampah yang sulit terurai seperti plastik. Plastik butuh waktu yang sangat lama untuk terurai. Bahkan sampai ratusan tahun. Jika plastik semakin menumpuk di tanah, tanah akan tercemar dan tidak akan subur jika ditanami. Kualitas air tanah pun akan menurun.
· Tidak menggunakan pupuk atau pestisida kimia yang berlebihan.
· Pohon – pohon berakar kuat tidak serta merta ditebangi untuk menjaga tanah dari erosi.
c.     Pemanfaatan.
· Tanah biasa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian atau perkebunan. Namun manusia sering lalai dengan tidak membiarkan tanah bersiklus. Mereka menggunakan pestisida kimia yang berbahaya dalam jumlah besar.
· Tanah juga merupakan penopang jika kita mendirikan bangunan. Namun sering kali bangunan didirikan tanpa memperhatikan kontur tanah. Akhirnya, tnah turun. Seperti yang sekarang dialami di daerah Jakarta Utara.
d.    Pengembangan.
· Olah tanah dengan gilir tanam dan menjaga mineral tanah. Membiarkan siklus tanah.
e.    Pelestarian.
·      Memisahkan sampah organik dan anorganik.
·      Tidak asal dalam bertani dan berkebun
·      Mendirikan bangunan sesuai aturan
f.     Penguatan Kebijakan.
Dengan melarang pembangunan di daerah yang kontur tanahnya tak mampu menopang
Dengan memberlakukan undang-undang tentang pelarangan buang sampah sembaragan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar